mee!!

pendahuluan@@

Rabu, 27 November 2013

Artikel Kesehatan (Bahasa Indonesia)

Artikel Kesehatan
Kesehatan dan manusia seperti dua sisi yang tidak dapat di pisahkan. Itulah mengapa artikel tentang dunia kesehatan begitu di cari dan diburu oleh masyarakat. Anda bisa bayangkan kebutuhan mendesak seorang ibu yang baru melahirkan, bayi- bayi mungil yang perlu mendapat perawatan kesehatan,pekerja kantoran yang sering mendapat tekanan, atau 76 juta kaum manula yang ingin hidup sehat dan menurunkan berat badan.Mereka akan berusaha mencari informasi tentang hidup sehat.

Informasi mengenai kesehatan adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan dewasa ini. Informasi mengenai tips pengobatan,baik medis maupun terapi alternatif dan pengobatan tradisional merupakan hal penting yang patut untuk diketahui,belum lagi mengenai informasi berbagai macam penyakit beserta pantangannya yang harus di hindari,kemudian ada lagi artikel kesehatan mengenai gejala dan penyebab suatu penyakit yang di ikuti dengan cara pencegahannya.

semua hal di atas adalah berguna manakala kita sedang  mengumpulkan materi untuk pembuatan kliping atau tugas sekolah maupun pengumpulan bahan untuk skripsi,namun tak sedikit pula kita menggunakan informasi tersebut ketika kita sedang sakit dan ingin mencari pengobatan yang terbaik untuk kita maupun orang yang kita sayangi.

Berangkat dari hal tersebut di atas,saya mencoba untuk mengumpulkan informasi dasar tersebut yang saya ambil dari sumber-sumber yang kompeten sebagai referensi saja agar kita semua lebih sadar akan pentingnya kesehatan kita,karena kesehatana dalah anugerah tuhan yang patut kita syukuri.

commentar : 
 - setiap kalimat baru atau kalimat baru harus di awali dengan huruf besar.
 - perhatikan penempatan titik(.) dan koma(,)
 - setiap kalimat yang menujukan orang atau benda hidup diharuskan menggunakan huruf besar pada kalimat depan .
-

Makahlah Bahasa Indonesia (EYD)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
 Betapa pentingnya bahasa bagi manusia kiranya sudah tidak perlu dirgukan lagi, hal itu tidak saja dapat dibuktikan dengan menunjuk pemakaian bahasa dalam kehidupan sehari hari, tapi dapat juga dibuktikan dengan menunjuk banyaknya perhatian para ilmuan dan praktisi terhadap bahasa sebagai objek ilmu tidak dimonopoli oleh para ahli bahasa.
            Para ilmuan dalam bidang lain pun menjadikan bahasa sebagai objek studi karna mereka memerlukan bahasa sekurang-kurangnya sebagai alat bantu untuk mengomunikasikan berbagai hal.
            Dalam literatur bahasa para ahli umumnya merumuskan fungsi bahasa bagi setiap orang ada empat, yaitu pertama sebagai alat berkomunikasai,  kedua sebagai alat mengekspresikan diri, ketiga sebagai alat berintegrasi dan beradaftasi sosial, ke empat  sebagai alat kontrol sosial[1].
            Di indonesia penggunaan bahasa mengalami beberapa perubahan, dan dalam penggunaannya sering tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemahaman ejaan sangat perlu karna ejaan merupakan rambu lalu lintas dalam penggunaan bahasa terutama bahasa tulis.

B.     RUMUSAN MASALAH
A.    Bagaimana pengertian Ejaan yang disempurnakan
B.     Bagaimana ruang lingkup ejaan yang disempurnakan
C.    TUJUAN PENELITIAN
A.    Untuk Mengetahui pengertian EYD
B.     Untuk Mengetahui ruang lingkup ejaan yang disempurnakan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN EJAAN
Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa. Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata atau kata. Sedangkan ejaan adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.

a.       Ejaan terbagi tiga: 
Van Ophuijsen (nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa) yang dilakukan pada tahun 1901 oleh pemerintah Belanda yang berkuasa dii Indonesia pada masa itu. Ejaan Pan Ophuijsen dipakai selama 46 tahun lebih lama dari Ejaan Republik dan baru diganti setelah dua tahun merdeka.
b.      Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi  (menten PP dan K Republik Indonesia pada saat ejaan itu diresmikan pada tahun 1947).
c.       Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD mulai berlaku pada tanggal 16 Agustus 1972.

B.     RUANG LINGKUP EJAAN YANG DISEMPURNAKAN ( EYD )[2]
Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu:
a.       Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa.
1)      Abjad                          4) Pemenggalan
2)      Vokal                           5) Nama diri
3)      Konsonan

Abjad, Vokal dan Konsonan 
Huruf
               
Lafal
               
Huruf
               
Lafal
               
Huruf
               
Lafal
A a
B b
C c
D d
E e
F f
G g
H h
I i
               
A
Be
Ce
De
E
Ef
Ge
Ha
I
               
J j
K k
L l
M m
N n
O o
P p
Q q
R r
               
Je
Ka
El
Em
En
O
Pe
Qi
Er
               
S s
T t
U u
V v
W w
X x
Y y
Z z
               
Es
Te
U
Ve
We
Eks
Ye
Zet


Dalam abjad itu terdapat lima huruf vokal (v), yaitu a, i, u, e, o. Sisanya adalah konsonan (k) sebanyak 21 huruf. Disamping 26 huruf itu, dalam bahasa Indonesia juga digunakan gabungan konsonan (diagraf) sebanyak empat pasang:
kh                    seperti dalam kata                   khusus, akhir
ng                    seperti dalam kata                   ngilu, bangun
ny                    seperti dadam kata                  nyata, anyam
sy                      seperti dalam kata                  syair, asyik 
Setiap pasangan itu menghasilkan satu fenomena atau satu bunyi, Karna itu, kh, ng, ny, sy masing-masing dihitung sebagai satu k.
1.    Penggalan Kata
Penggalan kata pada kata dasar
-      Imbuhan yang berawalan dan berakhiran
-      Jika satu kata terdiri atas lebih unsur dan salah satu unsur itu dapat bergabung dengan unsur lain.
2.      Nama Diri 
Cara penulisan nama diri (nama orang, lembaga, tempat, jalan, sungai, gunung dan nama diri lain nya) harus mengikuti EYD, kecuali jika ada pertimbangan khusus yang menyangkut segi adat, hukum dan sejarah. 
b.      Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf  dari ejaan sebelumnya yang meliputi : Huruf kapital dan Huruf miring
a.    Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring
1.      Huruf Kapital atau Huruf Besar
-  Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf  pertama kata pada awal kalimat. 
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan dan keagamaan yang diikuti nama orang.
-  Huruf kapital dipakai sebangai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama intansi, atau nama tempat.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tuhan, bulan, hari raya, dan pristiwa sejarah.
-  Huruf kapital dipakai sebaga huruf pertama nama geografi, namun tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan dan ketatanegaraan.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke dari, dan, yang, untuk yang tidak terletak pada posisi awal. 
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan, nama gelar, pangkat, dan sapaan.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai dalam penyapaan pengacuan.
-  Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
2.      Huruf Miring
-  Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
-  Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
-  Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing,  kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
c.       Penulisan kata membicarakan bidang marfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa :
1)   Kata dasar                                           6) Kata depan di, ke, dan dari
2)   Kata turunan                                       7) Kata sandang si dan sang
3)   Kata ulang                                           8) partikel
4)   Gabungan kata                                    9) singkatan dan akronim
5)   Kata ganti kau, ku, mu, dan nya
6)   Angka dan lambang bilangan
1.      Kata Dasar
Kata dasar adalahkata yang belum mengalami pengimbuhan, perulangan, ataupun pemajemukan. Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya: buku, itu, sangat, tebal.
2.      Kata Turunan atau Berimbuhan
Kata turunan atau berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau kata yang telah dilekati oleh imbuhan, baik itu yang berupa awalan, sisipan, dan akhiran.
3.      Bentuk Ulang dan Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda tanda hubung. Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan, baik itu sebagian ataupun seluruhnya.
4.      Gabungan Kata
Gabungan kata (kata majemuk) adalah kata yang dibentuk oleh dua kata atau lebih.
5.      Kata Ganti ku-, kau-, -mu, dan –nya
Kata ganti ku-, kau-, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti dan yang diikuti.
6.      Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecualia di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata daripada dan kepada.
7.      Kata Sandang Si dan Sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Contoh: si pengirim, sang kancil.
8.      Partikel
Partikel ditulis dengan ketentuan sebaga berikut:
-          Partikel -lah, -kah, -pun, dan –tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
-          Partikel pun yang berarti “juga” ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
-          Partikel per yang berarti “mulai”, “demi”, “tiap” ditulis terpisah dari bagian yang mendahuluinya.
9.      Singkatan dan Akronim
Singkatan adalah bentukyang dipendekan, yang terdiri atas satu huruf atau lebih. Akronim adalah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, atau pun gabungan huruf awal dan suku kata dari deret kata yang diperlukan sebagai kata.
d.      Penulisan unsur serapan
membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing. Pemerintah telah menetapkan beberapa peraturan berkaitan dengan penulisan unsur serapan itu. Secara umum peraturan-peraturan itu adalah sebagai berikut:
-          Satu bunyi dilambangkan dengn satu tanda.
-          Penulisan sebuah kata harus sesuai pengucapannya.
e.       Pemakaian tanda baca ( pungtuasi ) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing.
Tanda baca itu adalah :
1)      Tanda titik ( . )                  9) Tanda seru ( ! )                  
2)      Tanda koma ( , )                10) Tanda kurung ( (..) )
3)      Tanda titk koma ( ; )         11) Tanda kurung siku ( [..] )
4)      Tanda titik dua ( : )           12) Tanda petik ganda ( “..” )
5)      Tanda hubungan ( - )         13) Tanda petik tunggal ( “ )
6)      Tanda pisah ( _ )               14) Tanda garis miring ( / )
7)      Tanda elipis ( ... )              15) Tanda penyingkat ( ‘ )
8)      Tanda tanya ( ? )


BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pada uraian pada Bab terdahulu maka dapatlah  ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah perlambangan bunyi bahasa, pemisahan, penggabungan dan penulisannya dalam suatu bahasa.
2.      Ruang lingkup EYD mencakupi lima aspek, yaitu: Pemakaian tanda baca, Penulisan unsur serapan, Penulisan Kata, Penulisan huruf, Pemakaian huruf.

Perang Badar dan Kerinduan Barra bin Azib R.a



                Perang badar adalah perang yang sangat  terkenal dalam sejarah islam, karena pertempuran ketika itu sangat hebat. Pada pertempuran itu, jumlah pasukan muslimin hanya 313 orang. Persiapan mereka hanyalah 3 ekor kuda, 9 atau 6 baju besi, 8 buah pedang dan 70 ekor unta. Beberapa orang saling bergantian mengendarai seekor unta. Sedangkan pasukan kafir hampir mencapai 1.000 orang. Mereka memiliki 100 ekor kuda, 700 ekor unta, dan memiliki persenjataan yang lengkap. Selain itu mereka pun membawa alat-alat musik dan wanita-wanita untuk menyanyi di medan perang. ketika melihat perbandingan kedua pasukan ini, Rasulullah saw. Berpikir bahwa keadaan kaum muslimin sangat lemah. Rasulullah saw. berdoa, “Ya Allah, kaum muslimin berjalan tanpa alas kaki, hanya engkaulah  yang memberi kendaraan ke pada mereka, ya Allah, mereka telanjang, hanya Engkaulah yang memberi pakaian, ya Allah, mereka kelaparan , hanya engkaulah yang memberi makan, ya allah mereka berfakir dan hanya engkaulah yang memberi kekayaan.”
                Allah Swt. Telah mendengar doa hamba-Nya itu. Kaum muslimin tetap bersemangat walaupun berada dalam keadaan serba kekurangan. Abdullah bin umar r.a dan barra bin Azib r.a begitu bersemangat untuk mengikuti perang tersebut. Namun mereka belum di izinkan karena masih anak-anak. Seperti Uhud. Sedangkan perang badar terjadi satu tahun sebelum terjadinya perang Uhud. Jadi usia mereka ketika itu lebih muda lagi, tetapi, karena mereka memiliki semangat yang tinggi untuk berjihad, maka mereka selalu meminta agar dapat mengikuti pertempuran itu.

Abdullah bin Amar R.a Membakar Kainnya

Abdullah bin Amr r.a. berkata, “Dalam suatu perjalanan, kami menemui Rasulullah saw.. Pada saat itu saya menemui beliu dengan mengenakan pakaian berwarna kuning muda, kemudian Rasulullah saw bersabda, “Mengapa engkau memakai pakaian seperti itu?” saya merasa Rasulullah saw.  tidak senang dengan pakaian itu. Akhirnya saya pun pulang. Membakar kain yang saya pakai itu. Pada keesokan harinya, saya kembali menemui rasulullah saw. nabi saw. bersabda,”Di manakah pakaianmu itu?” saya pun menceritakan tentang apa yang saya lakukan kemarin terhadap kain itu. Kemudian Rasulullah saw, bersabda lagi,” Bukankan engkau dapat memberikannya kepada ahli keluargamu? Kaum wanita diperbolehkan mengenakan pakaian yang berwarna seperti itu.”
Hikmah : Walaupun membakar kain itu tidak seharusnya dilakukan, tetapi Ibnu Amr r.a merasa berat dengan ketidaksukaan Rasulullah saw. terhadap kain yang dibakarnya itu. Sehingga tanpa pikir panjang, ia langsung membakar kain itu. Seandainya kita yang mengalami hal itu, kita tidak akan sanggup berbuat seperti itu. Seandainya kita yang mengalami hali itu, kita tidak akan sanggup berbuat seperti itu. Kita akan mencari alasan untuk mempertahankan kain itu, paling tidak kita akan berpikir:” Bukankan rasullulah saw. hanya menegur saja? Seandainya saya meminta izin, pasti akan diizinkan, karena beliau hanya bertanya, bukan melarang.”

Abdullah bin Abbas Merantai kaki hamba sahayanya



Ikrimah r.a adalah hamba sahaya Ibnu Abbas r.a, Di kemudia hari, ia menjadi seorang ualam terkenal. Ikrimah r.a berkata, “ketika tuanku, yaitu Ibnu Abbas, mengajariku al Quran, hadits, dan syariat agama, maka ia akan mengikat kakiku, agar aku tidak pergi kemana-mana dan sepenuhnya mendengarkan pelajaran yang disampaikannya. Ia jugalah yang mengajarkan al Quran dan hadits-hadits kepadaku.” (Bukhari, ibnu Sa’ad)
                Hikmah: Beginilah sesungguhnya yang dikatakan belajar. Jika pada waktu belajar, kita menyempatkan diri untuk bersenang-senang, berekreasi, berpergian, ke pasar, dan sebagainya, ini hanya membuang-buang waktu saja.
                Hasil dari pendidikan yang diterapkan oleh ibnu Abbas r.a, pada akhirnyatelah mengubah ikrimah r.a dari seorang budak menjadi seorang ulama besar pada zamannya. Dia telah diberi gelar Bahrul Ummah, atau Hibrul Ummah. Qatadah r.a berkata,” Di antara tabi’in yang paling banyak ilmunya hanya empat orang, salah satunya adalah ikrimah r.a,”.