mee!!

pendahuluan@@

Kamis, 24 Oktober 2013

Belajar Bahasa Inggris

LATIHAN MEMBACA
(Reading Practice)

-          Will you come dinner with us tomorrow ?
Sudikah engkau datang untuk makna sore bersama kami besok?
+    With pleasure, at what place?
      Dengan senang hati, tempatnya dimana?
-          At my house, at eight o’clock
Di rumah saya, delapan tujuh
      +    I shall be present on time
            Saya akan hadir tepat pada jamnya
-          Please come earlier, we shall have some music
Silahkan datang lebih awal, kiata akan menikamati beberapa permainan musik
     +     What musical instuments did you play ?
            Alat-alat musik apa sajakah yang engkau mainkan ?
-          A few of my friends wil play violin, mandolin, and piano
Beberapa teman saya akan memainkan fiolin, mandolin dan piano
+    Well, i am interested so much on music
      Baik, saya amat tertarik akan musik
-          I shall come as soon as my class is dimissed
Saya segera akan datang sebubarnya sekolah  
+    Good! We should like to have you play a piece for us
Bagus! Kami berharap engkau bermain musik, sebagaian untuk menghibur kami
-          Well I’ll try, my best
Baiklah, akan kucoba, sebaik-baik aku bisa
      +    Then dont forget to bring your flute
            Dengan demikian, jangan lupa membawa serulingmu
+    No, I’ll never forget it, By the way I have lend my flute to a friend of mine
Tidak, saya tidak pernah melupakannya, disamping itu saya telah dipinjamkan, seruling itu pada teman saya.
      -     You had better go and take it back right now
            Engkau lebih baik pergi dan mengambilnya kembali sekarang juga
      +    All right, good bye!
            Baiklah, selamat tinggal !
-          Good Bye!
Selamat tinggal!



Ketakwaan Para Sahabat R.A

Ketakwaan Para Sahabat r.a
Ali bin Ma’bad Rah.a. Mengeringkan Tulisannya di Kamar Sewaan

                Ali bin Ma’bad rah.a. adalah seorang Muhaddits  (ahli hadits). Dia bercerita, “ Saya tinggal di sebuah rumah sewaan. Suatu ketika saya menulis sesuatu dan untuk mengeringkannya saya membutuhkan tanah. Kebetulan rumah yang saya tempati itu temboknya terbuat dari tanah liat. Terlintas di pikiran saya, bahwa saya bisa mengikis tanah dari tembok itu untuk mengeringkan tulisan saya. Kemudian saya berpikir lagi bahwa rumah itu bukan rumah saya, tetapi hanya rumah sewaan yang tentunya tidak boleh mengikis tanah itu tanpa izin pemiliknya. Tetapi saya juga berpikir bahwa tanha yang saya kikis itu hanya sedikit, tidak mengurangi apa-apa”.
                Pada malam harinya saya bermimpi, seseorang berdiri dan berkata kepada saya, “ Esok pada hari Kiamat, kamu akan mengetahui arti perkataanmu itu, dan kamu akan menyesal atas pikiranmu yang mengatakan ‘tidaklah mengapa mengikis sedikit tanah ditembok itu.”

                Hikmah : Perkataan ‘Esok kamu akan mengetahui’ merupakan tingkat peringatan pada derajat ketakwaan yang paling sempurna sehingga ia sangat berhati-hati jika sedikit saja dia menyimpang. Padahal menurut kebiasaan orang pada umumnya, perbuatan itu merupakan seseuatu yang biasa dan masih dalam batas-batas kewajaran. (ihya Ulumiddin). 

Hikayat para nabi

Hikayat Para Sahabat
Perasaan Takut Abu Bakar R.a

                Semua pengunat Ahlussunnah wal jamaah sepakat, bahwa Abu Bakar Shiddiq r.a adalah orang yang paling utama dikalangan para sahabat Nabi saw. Dan seluruh manusia selain Anbiya a.s.. Rasullullah saw. Sendiri pernah menyampaikan berita gembira kepadanya bahwa dia akan menjadi pemimpin jamaah di surga nanti dan semua pintu surga akan memanggil nama Abu  Bakar. Nabi saw. Juga bersabda , “orang yang pertama masuk Surga dikalangan umatku adalah Abu Bakar.”
                Namu demikian, dia masih memiliki perasaan takut (khauf) yang tinggi kepada Allah Swt.. Dia sering berkata, “Alangkah baiknya seandainya saya menjadi sebatang pohon yang kemudian akan ditebang dan dijadikan kayu bakar.” Kadang-kadang dia berkata , “Alangkah baiknya kau saya sehelai rumput yang akan habis dimakan binatang ternak.”
                Pada suatu hadi dia pergi ke sebuah taman, dan melihat seekor burung sedang berkicau, dia berkata, “ Wahai burung, sungguh beruntung kamu, kamu makan, minum dan terbang diantara pepohonan tanpa perasaan takut tentang hari akhirat. Andaikan Abu Bakar sepertimu, wahai burung.”
                Rabi’ah Aslami r.a bercerita , “ Suatu hari saya pernah bertengkar dengan Abu Bakar , dalam pertengkaran itu ia mengeluarkan kata-kata kasar kepada saya. Namun kemudian ia menyadari kesalahannya itu,  lalu berkata, “Ucapkanlah kata-kata kasar itu sebagai balasan kepadaku .’ tetapi saya akan mengadukan hal ini kepada Rasulluah saw.. “ Saya tetap tidak mau mengalah, maka ia berdiri lalu meninggalkan saya.
                Beberapa orang dari Bani Aslam yang menyaksikan peristiwa ini berkata, ‘aneh sekali orang ini, dia yang memulai, dia sendiri yang akan mengadukan kepada Rasulullah saw. ‘ Saya berkata kepada mereka,”Tahukah kalian,  siapa dia? Dia adalah Abu Bakar, menyakitinya berarti menyakiti Rasulullah saw., dan menyakiti Rasulullah berarti menyakiti Allah. Kalau perbuatan saya menyakiti Allah, siapakah yang dapat menyelamatkan saya ?’ Setelah berkata demikian, saya berdiri lalu pergi menemui Rasulullah saw. Berkata, ‘keenggananmu untuk membalas dam menjawabnya, itu memang baik. Tetapi untuk menyenangkan hatinya , sebaiknya engkau berkata, ‘ Semoga Allah memaafkanmu, Abu Bakar.”
                Hikmah : Begitulah perasaan takut yang dicontohkan Abu  Bakar r.a. ketakutannya menerima menerima pembalasan diakhirat karena kata-katanya yang sepele, menyebabkan ia memaksa Rabi’ah Aslami untuk membalas perbuatannya. Kekesalan dan penderitaan batinnya akibat kesalahannya menyebabkan ia mengadukan peristiwa itu kepada Rasulullah saw. Dengan harapan beliau dapat menolongnya.

                Sedangkan pada hari ini, diantara kita sering terjadi caci-mencaci, tetapi tidak ada sedikit pun dalam hati kita rasa takut tentang hari akhirat, padahal disana segala perbuatan akan dibalas. Badingkanlah dengan perasaan takut Abu Bakar r.a. itu. 

Hikayat Para Sahabat

Hikayat Para Sahabat
Abdullah bin Abbas R.a menghafal al-Quran Sewaktu masih Kecil

                Abdullah bin Abbas r.a bercerita ,” Bertanyalah kepadaku tentang tafsir al-quran, karena aku telah menghafal al-quran sejak masih anak-anak. “Dalam riwayat lain, ia berkata, “ketika aku berusia sepuluh tahun, aku sudah dapat menghafal al-quran hingga manzil (juz) terakhir.” (Bukhari – Alfathu)
                Bacaan al-Quran para sahabat memang berbeda dengan bacaan al-Quran orang ‘Ajam pada zaman sekarang. Para sahabat benar-benar memahami al-Quran yang mereka baca. Akhirnya, Ibnu Abbas r.a. menjadi seorang ulama besar dan ahli tafsiir, karena hafalannya yang sangat kuat sejak masih anak-anak. Tetapi hadist-hadist Nabi saw. Tentang penafsiran al-Quran yang diriwayatkan oleh nya memang sangat sedikit jika dibandingkan dengan sahabat-sahabat lainnya.
                Abdullah bin Mas’ud r.a berkata, “ Ahli tafsir terbaik adalah Ibnu Abbas r.a.” abu Abdurrahman r.a berkata, “ jika para sahabat mengajarkan al-Quran kepada kami , mereka berkata, ‘Kami  belajar al-Quran dari Rasulluah saw. sebanyak 10 ayat berikutnya sebelum 10 ayat tadi disesuaikan anatara ilmu dengan amalnya,” (Muntakhab Kanzuul Ummal)
                Ketika Rasulullah saw. meninggal dunia, Abdullah bin Abbas r.a berusai 13 tahun. Dalam usia semuda itu, Ibnu Abbas r.a dapat menafsirkan banyak ayat-ayat al-Quran dan Hadist, itu adalah suatu karamah yang besar dan teladan yang patut ditiru. Sehingga dia menjadi imam dan ahili tafsir yang terkenal. Para tikih sahabat pun bertanya tentang tafsir al-Quran kepadanya. Ini semua berkat doa Nabi saw.
                Pada suatu hari, Nabi saw. keluar uantuk buang air. Ketika beliau saw. selesai dari beristinja, beliu mendapati sebuah panci sudah penuh berisi air diluar tempat beliau mendapati sebuah panci sudah penuh berisi air diluar tempat beliau beristinja . Maka beliau bertanya, “Siapakah yang menaruh panci ini disini?”
                “Ibnu Abbas r.a yang telah menaruhnya” jawab para sahabat. Mendengar hal itu, Rasulullah saw. sangat senang terhadap pelayanan Ibnu Abbas r.a., kemudian beliau mendoakannya, “Ya Allah, berikanlah kepadanya kefahaman agama dan al-Quran.”

                Pada suatu ketika, Rasulullah saw. sedang mendirikan solat sunnat dan Ibnu Abbas r.a. mengikutinya dibelakang , Lalu Nabi saw. menarik tangannya sehingga berdiri tepat di samping kanan Rasulullah saw.. Jika dua orang akan melaksanakan shalat berjamaah, maka sebaiknya mereka bediri sejajar, bukan imam di depan dan makmum dibelakang. Kemudian Rasulullah saw. bertanya,” mengapa engkau mundur lagi ke belakang?” Ibnu Abbas r.a menjawab, “ Wahai Rasulullah, engaku adalah pesuruh Allah , bagaimana aku dapat sendiri sejajar dengan mu?” Dengan jawaban itu, Rasulullah saw. mendoakannya agar ditambahkan lagi ilmu kefahaman agama baginya.” (al Ishabah). 

RAGAM BAHASA INDONESIA

BAHASA INDONESIA
RAGAM BAHASA INDONESIA

Ditinjau dari 2 sudut    :
-          Menurut golongan penutur bahasa .
-          Jenis pemakai bahasa .

Sudut Pandang Penutur Bahasa
-          Ragam Daerah à Logat atau Dialek.
-          Ragam Pendidikan à Ragam Bahasa Baku dan Tidak Baku.
-          Sikap Penutur à Mencakup sejumlah corak bahasa indonesia yang masing-masing pada asasnya tersedia bagi tiap-tiap pemakai bahasa.

Ciri – ciri ragam Bahasa Baku
-          Kemantapan Dinamis à Memiliki kaidah dan aturan yang relatif tetap dan luwes
-          Kecerdikiaan à Bahasa baku sanggup mengungkapkan proses pemikiran yang rumit di berbagai ilmu dan teknologi
-          Keseragaman Kaidah à Keseragaman aturan atau norma

Kapan Bahasan Indonesia Baku digunakan ?
1.      Komunikasi resmi
2.      Wacana teknis
3.      Pembicaraan di depan umum
4.      Pembicaraan orng yang dihormati, lebih tua, lebih tinggi status sosialnya dan orang yang dikenal

Ciri Struktur (unsur-unsur) bahasa indonesia baku
  1. Pemakaian awalan me- dan ber- (bila ada) secara eksplisit dan konsisiten.
  2. Pemakaian fungsi gramatikal (S – P, dsb secara eksplisit dan konsisiten)
  3. Pemakaian fungsi bahwa dan karena (bila ada) secara eksplisit dan konsisten (pemakaian kata penghubung secara tepat dan ajeg)
  4. Pemakaian pola frase verbal aspek + agen  + verba (bila ada) secara konsisten.
  5. Pemakaian Konstruksi sintesis (lawan analits)
  6. Pemakaian partikel kah, lah, dan pun secara konsisten.
  7. Pemakaian preposisi yang tepat
  8. Pemakaian bentuk ulang yang tepat menurut fungsi dan tempatnya.
  9. Pemakaian unsur-unsur leksikal berikut berbedaan dari unsur-unsur yang menandai bahasa indonesia baku.
  10. Pemakaian ejaan resmi yang sedang berlaku (EYD)
  11. Pemakaian peristilahan resmi
  12. Pemakaian kaidah yang baku.




Perbedaan Ragam Bahasa Tulisan dan Bahasan Lisan
  1. Dari segi suasana Peristiwa
Tulisan : tidak berhadapan, lebih lengkap, ringkas, jelas
  1. Dari segi Intonasi
Panjang pendek, tinggi rendah, keras, lembut
Tulis : lebih rumit

3 karakteristik bahasa tulisan menurutt Goeller
            Accuracy        : Segala informasi atau gagasan yang dituliskan dapat memberi keyakianan bagi pembaca bahwa hal tersebut masuk akal atau logis.
           
            Brevety           : Gagasan tertulis yang disampaikan bersifat singkat.
           
            Claryty           : Jelas, mudah dipahami

Berbahasa Indonesia yang Baik
Ø      sesuai dengan tempat terjadinya kontak bahasa, sesuai dengan siapa lawan bicara, dan sesuai dengan topik pembicaraan.
Ø      Tidak selalu beragam baku
Ø      Pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut golongan penutur dan jenis pemakaiannya.

Berbahasa Indonesia yang Benar
Ø      Berbahasa indonesia yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa indonesia.
Ø      Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah yang dibakukan atau dianggap baku itulah yang merupakan bahasa yang benar atau betul.

Berbahasa Indonesia yang baik dan benar
Ø      pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan yang mengikuti kaidah bahasa yang betul

JENIS RAGAM BAHASA

Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas :
-          Ragam bahasa undang-undang
-          Ragam bahasa jurnalistik
-          Ragam bahasa ilmiah
-          Ragam bahasa sastra

Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas :
1.      Ragam lisan yang antara lain meliputi :
-          Ragam bahasa cakapan
-          Ragam bahasa pidato
-          Ragam bahasa kuliah
-          Ragam bahasa panggung
2.      Ragam tulis yang antara lain meliputi :
-          Ragam bahasa teknis
-          Ragam bahasa undang-undang
-          Ragam bahasa catatan
-          Ragam bahasa surat

Ragam bahasa menurut hubungan anatar pembicara dibedakan menurut akrab tidaknya pembicaraan
-          Ragam bahasa resmi
-          Ragam bahasa akrab
-          Ragam bahasa agak resmi
-          Ragam bahasa santai
-          Dan sebagainya.




DIKSI

Bahasa Indonesia
DIKSI/ PILIHAN KATA

DIKSI, dalam arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekpresi oleh penulis atau pembicaraan. Arti kedua, artinya ”diksi” yang lebih umum digambarkan dengan enunsiasi kata – seni berbicara jenis sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami hingga kompleksitas dan ektrimitas terjauhnya. Arti kedua ini membicarakan pengucapan dan intonasi. Daripada pemilihan kata dan gaya.

Diksi memiliki beberapa bagian ; pendaftaran – kata formal atau informal dalam konteks sosial – adalah yang utama. Analisis siksi secara internal meneukan bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan kata-kata yang
Berhubungan dengan gerakan fisik menggamarkan karakter aktif, sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan karakter yang berintrospektif. Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata dan sintaks

Diksi terdiri dari delapan elemen : fonem, silabel , konjungsi, hubungan, kata benda, kata kerja, infleksi dan uterans


PENGERTIAN DIKSI
  • Kamus Besar Bahasa Indonesia
-          Pilihan kata yang tepat dan selaras (dalam pengunaanya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan).
-          Mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang tepat, gaya mana yang paling balik digunakan dalam suatu situasi.
Ø      Menurut Gorys Keraf
-          pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkap-ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
-          Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, an kemampuan untuk menemukan bentuka yang sesuai (cocok) dengan situasi dan niali rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
-          Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa katab atau perbendaharan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.

  • Syarat-syarat Ketetapan dan kesesuaian Diksi 
Ketetapan Diksi : sebuah kemampuan sebuah kata untuk menimbulkan gagasakn yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembicara, maka setiap penulis atau pembicara harus berusaha secermat mungkin memilih-milih katanya untuk mencapai maksud dari kata tersebut. Berikut syarat-syarat ketetapan diksi :
Ø      Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi.
Ø      Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim.
Ø      Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
Ø      Hindari kata-kata ciptaan sendiri.
Ø      Daoat memahai kata abstrak dan konkrit
Ø      Dapat membedakan kata umum dan kata khusus

Kesesuaian Diksi : kecocokan dalam mempergunakan kata, kecocokan pertama-tama mencakup soal kata mana yang akan digunakan dalam kesempatan tertentu. Dibutuhkan agar tidak merusak makna, suasana, dan situasi yang hendak ditimbukan, dengan syarat kesesuaiannya :
-          Hindarilah sejauh mungkin bahasa tau unsur substandard dalm situasi yang formal.
-          Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja. Dalam situasi yang umu hendaknya penulis dan pembiacara mempergunakan kata-kata popular.
-          Hindarilah jargo dalam tulisan untuk pembaca umum.
-          Penulis atau pembicara sejauh mungkin menghindari pemakaian kata-kata slang
-          Dalam penulisan jangan mengunakan kata percakapan
-          Hidnarilan ungkapan-uangkapan usang (idiom yang mati).


Elemen – Elemen DIKSI
Ø      Fonem
Ø      Silabel
Ø      Konjungsi
Ø      Nomina
Ø      Verba
Ø      Infleksi
Ø      Hubungan
Ø      Uteran S


*      Penggunaan Diksi Dalam Kalimat
Pada dasarnya kalimat adalah rangkaian kata terpilih yang mengandung unsur-unsur tertentu, seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan (S-P-O-K). Dalam hali ini, kemampuan memlih kata-kata atau diksi sangat menentukan kualitas kalimat yang akan disusun. Dalam perkembangan selanjutnya, kalimat dituntut untuk lebih efektif agar tidak boros kata-kata dan membuat maksa didalamnya menjadi kabur. Kalimat yang komunikatif, mampu menyampaikan pesan, gagasan , perasaan, ataupun pemberitahuan.

*      Berikut teknik menggunakan Diksi dengan baik
1.      Ringkaslah kalimat yang akan disampaikan, jangan boros kata-kata.
2.      Hidari pengulangan kata yang tidak perlu.
3.      Hindari penggunaan anak kalimat. Bahasa radio adalah bahasa tutur sehari-hari. Dalam berbicara, kita jarang mengunakan anak kaliamt. Jika menemukan anak kalimat, pecahlah menjadi beberapa kalimat. Sehingga semakin sederhana struktur kalimat akan semakin baik
4.      Hindari mendahulukan kata kerja.
5.      Jangan menempatkan ”kata kerja penting” diakhir kalimat, karena pembaca berita biasanya menurunkan suaranya diakhir kalimat. Jika hal ini terjadi, makna kata kunci tadi akan hilang.

ü      DIKSI
-          Menggunakan dua kata bersinonim dalam satu fase
-          Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu: dimana, yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain
-          Menggunakan kata berpasangan yang tidak sepadan : tidak hanya-tetapi seharusnya tidak hanya- tetapi juga; bukan hanya-tetapi seharusnya bukan hanya-melainkan juga.
-          Menggunakan kata berpasangan bersesuaian . Misalnya : sesuai bagi seharusnya sesuai dengan; membicarakan  tentang seharusnya berbicara tentang atau membicarakan sesuatu.
-          Diksi atau kalimat kurang atau kuarang santun.
Sumber :: http://id.wikipedia.org/wiki/Diksi
               http://www.slideshare.net/icadienica/diksi-18475909