mee!!

pendahuluan@@

Senin, 05 November 2012

PERANAN KONFLIK DALAM ORGANISASI


Peranan Konflik dalam Organisasi 

            Secara tradisional, pendekatan terhadap konflik organisasional adalah sangat sederhana dalam optimistik. Pendekatan tersebut didasarkan atas tiga tanggapan sebagai berikut:
1.      Konflik menurut definisinya dapat dihindarkan.
2.      Konflik doakibatkan oleh para pembuat masalah, pengacau dan primadona.
3.      Bentuk-bentuk wewenang legalistik seperti ”berjalan melalui saluran-saluran”atau”berpegang pada aturan” ditekankan.
            Manajemen mendasarkan  pada wewenang formal dan penyusunan organisasi klasik untuk memecahkan ”masalah konflik” mereka. Para manajer individual sering menjadi hipokritis untuk dapat menghindari konflik-konflik dari atas atau bawah. Mereka menutup mata terhadap keberadaan konflik, menciptakan taktik-taktik penundaan yang masuk akal untuk menghindari konflik dan kembali menggunakan mekanisme-mekanisme defensive sebagai penyelesaian semu tehadap konflik.
            Pada saat sekarang, konflik telah menjadi suatu subjek paling vital dalam pembahasan perilaku organisasional. Perkembangan ini, paling sedikit tidak secara langsung, disebabkan perhatian masyarakat terhadap konflik pada tingkat nasional, organisasional, kelompok dan individual. Hasilnya berupa serangkaian anggapan baru baru tentang konflik yang hampir persis perlawanan dengan anggapan-anggapan tradisional:
1.      Konflik tidak dapat dihindarkan
2.      Konflik ditentukan oleh faktor-faktor struktural seperti bentuk phisik suatua bangunan, desain suatu struktur karier, atau sifat sistem kelas.
3.      konflik adalah bagian integral sifat perubahan.
4.      Konflik dapat mambatu atau mnghambat pelaksanaan kegiatan organisasi dalam berbagai derajat.
5.      Tingkat konflik minimal adalah optimal.
Atas dasar anggapan-anggapan tersebut, manajemen konflik organisasional telah menggunakan suatu pendekatan baru. Pendekatan yang cukup representatif adalah tiga strategi dasar untuk mengurangi konflik organisasional yang kemukakan Litterer. Pertama, penyangga atau penengah dapat diletakkan antara pihak-pihak yang sedang konflik untguk mengembangkan pandangan yang lebih baik tentang diri mereka dan cara mereka saling mempengaruhi. Strategi ketiga adalah merancang kembali struktur organisasi agar konflik berkurang. Ini, tentu saja merupakan strategi utama yang dipergunakan pendekatan tradisional untuk mengelola konflik. Berikut ini secara terperinci akan diuraikan berbagai cara untuk mengatasi konflik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar